Thursday, November 29, 2012

Tips Menulis Dengan Penuh Ide

tips menulis konten berkualitas:
1. Sebelum menulis, lakukan persiapan-persiapan terlebih dahulu, baik materi tulisan maupun fisik. Materi tulisan berasal dari ide mengenai topik tertentu. Cari ide, "Hari ini saya pengen menulis tentang apa ya?" "Apa yang bisa saya persembahkan kepada pembaca dan bermanfaat buat mereka?" "Apa sih yang saya ketahui dan bisa saya tuangkan?" "Apa tema kesukaan saya?" Jangan mikir menulis judul, keyword, dll; ssssttt... itu mah urusan belakangan. Jangan sampai justru membatasi tulisan yang hendak dibuat.

2. Ide menulis paling baik adalah dari hal-hal yang pernah dialami, diketahui, dipahami, dan dikuasai betul. Hindari menulis hal-hal yang sekiranya justru memberatkan dan tidak dipahami.
3. Lakukan research and reference collecting. Ide yang kaya akan memperkaya tulisan pula. Lakukan research atau mempelajari topik-topik berkaitan untuk memperluas dan melihat dari berbagai sudut pandang lain. Pahami sudut-sudut pandang tersebut dan jadikan referensi. Banyak tulisan berkualitas yang berkaitan dengan topik apapun serta dapat dicari dengan mudah di search engine. Hal-hal empiris terbukti lebih menarik dan kuat di mata pembaca dibanding ide yang hanya searah dan kurang berdasar.
Bahkan ketika tidak sedang ingin menulis pun, biasakan mempelajari topik-topik yang disukai melalui berbagai media. Membaca merupakan poin penting yang dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman. Orang yang suka menulis pasti suka membaca.
4. Sampai pada tahap ini, jangan menulis apapun terlebih dahulu sebagai isi posting. Bahkan jangan buka post editor atau writing tool apapun untuk menulis posting. Sekali lagi, sssttt... itu urusan belakangan. Kumpulkan ide-ide yang tercecer, satukan dalam satu catatan kecil.
5. Setelah ide dan materi yang dikumpulkan cukup. Mulailah menuliskan pokok pikiran. "Nah loh, kok jadi pelajaran Bahasa banget??!" Iya, karena ini penting. Jika anda masih belum bisa menyimpan pokok pikiran dalam otak, maka tuliskan dalam catatan kecil. Buat poin-poin. Misalnya nih, "Dalam tulisan A, saya pengen menyampaikan: 1. Topik pembuka tentang mengatasi duplicate meta description (intro); 2. Mengapa topik ini penting?; 3. Apa sebabnya dan apa efeknya?; 4. Apakah ada solusinya?; 5. Jika ada, apa solusi itu?; 6. bagaimana cara menerapkan solusinya?. Itu sebagai contoh saja, tentu kasusnya akan lain jika beda topik. Tapi semua menggunakan konsep yang sama: Apa; Mengapa; Siapa/Apa; Bagaimana; Dimana atau Kapan (jika ada).
6. Dengan menggunakan landasan pokok pikiran di atas, tanyalah diri sendiri, apakah pokok-pokok pikiran tersebut sudah ada jawabannya? Jika iya, maka sobat sudah siap menuliskannya ke dalam artikel. Jika belum, cari lagi jawaban-jawabannya sampai ketemu. Jawablah hingga detil dan tidak ada yang terlewatkan. Dengan cara ini, tulisan sobat tidak hanya akan panjang, tapi juga sarat dengan isi dan poin penting, pembaca tidak akan mau melewatkannya.
Ada yang bilang bahwa tulisan terlalu panjang itu membosankan, apalagi untuk ukuran posting blog karena pembaca lebih suka membaca dengan sistem scanning atau fast reading. Tetapi saya sudah membuktikan bahwa tulisan panjang mampu berbuat lebih banyak, memberi isi yang lebih detil, memiliki dasar, dan menurunkan bounce rate tentunya. Tidak ada aturan mengenai panjang pendeknya tulisan blog.
7. Setelah mantap, mulailah menulis sesuai dengan jawaban-jawaban yang sudah ditemukan tadi. Dengan cara ini, sobat tidak perlu berpikir terlalu berat, hanya mengingat saja jawaban-jawaban tersebut dan merancang serta menyusunnya dalam bentuk tulisan. Dijamin tidak mentok. Bahkan akan ada sangat banyak yang dituliskan. So, jika perlu, edit atau hilangkan poin-poin yang sekiranya tidak terlalu penting.
8. Ketika menulis, gunakan konsep orang ke satu dan kedua. Ini sah untuk blog. Mengapa? Ya karena ini blog, sebuah catatan pribadi seorang blogger dan bukan buku pegangan kuliah. Penggunaan orang ketiga hanya jika diperlukan. Sebagai contoh, saya cenderung menggunakan kata "saya" yang sedang berbicara dengan "anda" atau "sobat". Dengan demikian, tulisan lebih terasa dekat dan terkesan langsung (dua arah dan mengandung kekinian). Seolah-olah penulis berbicara langsung dengan pembaca. Seperti SAYA yang SEKARANG ini berbicara dengan SOBAT meskipun mungkin saja tulisan ini dibuat BERABAD-ABAD yang lalu.
9. Jika dalam proses menulis sobat merasa mentok or menemui jalan buntu, berhentilah. Letakkan pensil, eh... maksudnya keyboard atau laptop. Bertamasyalah.... Maksudnya lakukan hal-hal lain. Lanjutkan kembali jika sudah siap dan segar, entah nanti, besok, atau kapan saja terserah. Jangan terburu-buru. Dengan cara ini, tulisan tidak terkesan dipaksakan. Selain itu, akan ada banyak ide, informasi, dan referensi baru yang dapat ditemukan sehingga bisa menjadi solusi. 
Tuntutan menerbitkan posting blog secepatnya dan sebanyak-banyaknya dapat merusak isi tulisan. Blog anda tidak menuntut anda, jadi jangan tuntut blog anda. Hehe... Saya bahkan bisa menghabiskan satu minggu untuk membuat satu posting. Jangan terlena dengan iming-iming bahwa jumlah posting banyak itu bagus, belum tentu. Fokuslah pada apa yang hendak disajikan kepada pembaca, Layak atau tidak? Menakjubkan atau tidak? Memberi solusi atau tidak? Menyenangkan atau tidak? Bernilai atau tidak? dan seterusnya.....
10. Poin terakhir, tapi tidak kalah penting, adalah checking. Apakah tulisan sudah siap diterbitkan? Ada yang masih kurang? Ada yang kurang tepat? Ada yang terlewatkan? Ada yang salah? Jika masih belum yakin, don't publish! Save dalam draft. Baca ulang. Inilah saatnya sobat mereview karya sendiri sebelum diterbitkan. Apakah sobat sudah merasa puas dengan membacanya? Apakah sudah merasa artikel pantas untuk diterbitkan? Pikiran dan hati tidak bisa bohong. Cieeee..... Tapi benar kok, sobat tidak perlu menanyakan orang lain untuk menilainya. Cukup nilai dari sudut pandang sendiri terlebih dahulu. Baru setelah itu, serahkan pada pembaca

Tentunya bagi para master penulis blog, menulis sudah tidak lagi membutuhkan hal teknis, tapi secara esensial pasti mencakup hal-hal di atas. Mengapa demikian? Karena mereka tidak lagi membuat tulisan dengan acuan teknis, melainkan insting. Hal-hal yang dilakukan berulang-ulang dan disukai lama-lama menjadi insting. So, belajar dan asah terus kemampuan sobat dalam menulis.

0 comments:

Post a Comment

Tinggalkan Jejak Link Anda Dengan Komentar, Untuk meningkatkan SEO blog Anda